PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN DAN STRATEGI PEMASARAN


PERILAKU KONSUMEN DAN STRATEGI PEMASARAN

PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN DAN STRATEGI PEMASARAN
Saat ini, banyak perusahaan di dunia menjadi sukses karena mendesain organisasi secara keseluruhan untuk melayani konsumen dan berusaha tetap dekat dengan konsumen. Perusahaan-perusahaan tersebut berkomitmen untuk mengembangkan kualitas pelayanan dan produk, dan menjualnya dengan harga yang memberikan konsumen nilai tinggi. Beberapa perusahan menemukan bahwa mereka mendapat meningkatkan nilai produk dan mengurangi biaya di saat yang sama dan mendorong karyawan di perusahaan untuk mencari cara melakukan hal tersebut. Perusahaan lainnya menentukan hal yang diinginkan konsumen agar mereka bersedia membayar untuk sebuah produk, kemudian mereka mendesain , memproduksi dan memasarkan produk yang paling berkualitas dengan harga yang dapat membuat konsumen bersedia membayar.

Perusahaan membuat perubahan untuk melayani konsumen dengan lebih baik karena tiga alasan utama yaitu :
  1. Sukses yang secara dramatis di raih oleh perusahaan Jepang seperti Toyota dan Sony yang focus dalam menyediakan produk bernilai tinggi untuk konsumen, sehingga membuat perusahaan lain mengikuti langkah mereka. Beberapa perusahaan Amerika harus mendesain ulang organisasi mereka dalam melayani konsumen agar dapat bertahan dan berkompetisi tidak hanya di amerika tapi juga di pasar dunia.
  2. Alasan kedua adalah untuk memindahkan focus kepada konsumen, sehingga terjadi peningkatan drastis dalam penilaian terhadap konsumen dan pemasaran.
  3. Alasan ketiga adalah untuk meningkatkan penekanan terhadap konsumen , sehingga berkembangnya Internet sebagai alat pembayaraan.

Banyak perusahaan menjadi sukses setelah mengenali pentingnya konsumen dan menjalankan pendekatan secara canggih dan data yang mendetail untuk mengembangkan strategi pemasaran dan organisasi.
Banyak pihak berkepentingan dengan konsumen karena besarnya peranan konsumen dari sisi social dan ekonomi. Salah satu pihak yang sangat berkepentingan dengan konsumen adalah para produsen dan pebisnis. Mereka sangat berkepentingan memahami konsumen karena konsumen adalah target pasar dari semua produk dan jasa yang di hasilkan. Agar produsen dan pebisnis dapat memasarkan produknya kepada konsumen yang di tuju maka para produsen berkewajiban memahami konsumen , sehingga mereka dapat merumuskan strategi pemasaran dengan tepat. Apa yang harus di pahami dari konsumen ? Salah satu aspek penting yang harus dipahami dari konsumen adalah perilakunya, yaitu perilaku konsumen.

Definisi Tentang Perilaku
AMA (American Marketing Association) mendefinisikan perilaku konsumen (consumer behavior) sebagai berikut “dinamika interaksi antara pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan di mana manusia melakukan pertukaran aspek-aspek kehidupan”. Dengan kata lain , perilaku konsumen melibatkan pemikiran dan perasaan yang mereka alami serta tindakan yang mereka lakukan dalam proses konsumsi.


Definisi Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang atau organisasi dalam mencari, membeli, memakai, mengevaluasi, dan membuang produk ataupun jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya.
Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap diantaranya tahap sebelum pembelian, pembelian, dan tahap setelah pembelian barang atau jasa. Pada tahap sebelum pembelian konsumen biasanya melakukan pencarian informasi mengenai produk dan jasa tersebut. Lalu pada tahap pembelian, konsumen melakukan pembelian produk atau jasa. Dan pada tahap setelah pembelian, konsumen akan melakukan konsumsi atau penggunaan produk, evaluasi kinerja produk atau jasa tersebut, dan pada akhirnya akan membuang produk atau jasa tersebut setelah digunakannya.
Perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami “Mengapa konsumen melakukan dan apa yang mereka lakukan”.
Schiffman dan Kanuk (2008:6) mengemukakan bahwa studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi). Konsumen memiliki keragaman yang menarik untuk dipelajari karena ia meliputi seluruh individu dari berbagai usia, latar belakang budaya, pendidikan, dan keadaan sosial ekonomi lainnya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mempelajari bagaimana konsumen berperilaku dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku tersebut.

Definisi perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2008:214): “Perilaku konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.

Definisi perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6): Perilaku konsumen menggambarkan cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi.
Dari dua pengertian tentang perilaku konsumen di atas dapat diperoleh dua hal yang penting, yaitu:
(1) sebagai kegiatan fisik dan
(2) sebagai proses pengambilan keputusan.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.

Menurut, John C. Mowen & Michael Minor : perilaku konsumen sebagai studi tentang unit pembelian (buying unit) & proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi berbagai produk, jasa & pengalaman serta ide-ide.

Model Perilaku Konsumen Pemahaman terhadap perilaku konsumen bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, karena terdapat banyak faktor yang berpengaruh dan saling interaksi satu sama lainnya, sehingga pendekatan pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan harus benar-benar dirancang sebaik mungkin dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut. Selain itu, para pemasar harus mampu memahami konsumen, dan berusaha mempelajari bagaimana mereka berperilaku, bertindak dan berpikir. Walaupun konsumen memiliki berbagai macam perbedaan namun mereka juga memiliki banyak kesamaan. Para pemasar wajib memahami keragaman dan kesamaan konsumen atau perilaku konsumen agar mereka mampu memasarkan produknya dengan baik.

Para pemasar harus memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan konsumsi, sehingga pemasar dapat merancang strategi pemasaran dengan lebih baik. Pemasar yang mengerti perilaku konsumen akan mampu memperkirakan bagaimana kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang diterimanya, sehingga pemasar dapat menyusun strategi pemasaran yang sesuai.

Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara kognisi , afeksi, perilaku dan lingkungannya di mana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.
Definisi ini membuat 3 hal penting yaitu:
  1. Perilaku konsumen bersifat dinamis sehingga susah di tebak / diramalkan.
  2. Melibatkan interaksi: kognisi, afeksi, perilaku dan kejadian di sekitar / lingkungan.
  3. Melibatkan pertukaran, seperti menukar barang milik penjual dengan uang milik pembeli.
Bahkan, peran pemasaran dalam masyarakat adalah untuk membantu dalam menciptakan pertukaran dengan memformulasikan dan mengimplementasikan strategi pemasaran.

Definisi yang sederhana : perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan , menggunakan (memakai, mengkonsumsi) dan menghabiskan produk (barang atau jasa) termasuk proses yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiata mengevaluasi.
Schiffman dan kanuk (1994) mengemukakan bahwa studi perilaku konsumen adalah studi mengenai bagaimana seorang indivisi membat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (wakyu, uang, usaha dan energi)
Menurut Ujang Sumarwan (2011), Studi perilaku konsumen meliputi berbagai hal: Apa yang mereka beli (What they buy?), Mengapa konsumen membelinya (Why they buy it?) Kapan mereka membelinya (When they buy it?) Dimana mereka membelinya? (Ehere they buy it?)  dan berapa sering mereka membelinya? (How often they buy it?) , dan Berapa sering mereka menggunakannya? (How often they use it?)






Model Keputusan Konsumen
Kotler (2008:226) menggambarkan model perilaku konsumen sebagai berikut
Rangsangan Pemasaran
Rangsangan Lain
 Produk Harga Saluran pemasaran Promosi
Ekonomi
Teknologi
Politik
Budaya

Keputusan Pembeli
Pemilihan produk
Pemilihan merek
Pemilihan saluran
pembelian
Penentuan waktu pembelian
Jumlah Pembelian

Ciri-ciri Pembeli
Proses Keputusan Pembelian
Budaya
Sosial
Pribadi
 Psikologi
Pemahaman masalah
Pencarian informasi
 Pemilihan alternatif
Keputusan pembelian
Perilaku pasca pembelian
 
Sumber: Kotler (2008)
Gambar 1.1 Model Perilaku Konsumen

Text Box:     STRATEGI PEMASARAN
Perusahaan
Pemerintahan
Organisasi Nirlaba
Partai Politik
Text Box: IMPLIKASI:
Strategi Pemasaran
Kebijakan Publik
Pendidikan Konsumen
 
























Gambar 1.2 Model Keputusan Konsumen
(Sumarwan 2003)

Wujud dari konsumen.
1.      Personal Consumer
Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.

2.      Organizational Consumer
Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.

Pendekatan terhadap Penelitian Mengenai Perilaku Konsumen.
Ada tiga pendekatan utama untuk mempelajari perilaku konsumen.
Pendekatan
Disiplin Inti
Objek Utama
Metode Utama
Interpretatif
Antropologi
Memahami konsumsi dan artinya
Wawancara panjang
Pusat Kelompok / kelompok terfokus.
Tradisional
Psikologis
Sosiologis
Menjelaskan perilaku dan pengambilan keputusan oleh konsumen
Eksprimen
Survei
Ilmu Pemasaran
Ekonomi
Stratistik
Memprediksi konsumen dan perilakunya
Model matematika
Simulasi

Pendekatan interpretative terbilang baru dalam bidang itu dan cukup berpengaruh. Pendekatan ini berdasarkan teori dan metode konsumsi  antropologi  budaya. Pendekatan ini berusaha untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam terhadap konsumsi dan artinya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan wawancara panjang dan kelompok terfokus untuk memahami hal seperti arti produk dan layanan bagi konsumen dan hal yang di alami komsumen dalam membeli dan menggunakan hal tersebut

Pendekatan secara tradisional berdasarkan teori dan metode kognisi, social dan psikologi tingkah laku, serta sosiologo. Tujuannya adalah untuk mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan pengambilan keputusan oleh konsumen serta perilaku mereka. Studi yang melibatkan eksprimen dan survey untuk menguji teori dan mengembangkan wawasan ke dalam hal seperti proses informasi konsumen, proses keputusan dan pengaruh soaial pada perilaku konsumen. Pendekatan ini telah memberikan dampak secara nyata terhadap pemikiran mengenai pemasaran, dengan beberapa peneliti focus terhadap pengujian teori dan lainnya menyelidiki dampak strategis pemasaran terhadap konsumen.

Pendekatan ilmu pemasaran berdasarkan teori dan metode ekonomi dan statistic. Hal ini melibatkan pengembangan dan pengujian model matematis untuk memprediksi dampak strategi pemasaran terhdap perilaku konsumen dan pilihanny. Pendekatan ini jadi yang utama di industri benda konsumsi kemasan karena mampu menangni data pindaian yang besar secara efisien untuk membantu dalam memecahkan masalah pemasaran.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh keadaan dan situasi lapisan masyarakat dimana ia dilahirkan dan berkembang. Ini berarti konsumen berasal dari lapisan masyarakat atau lingkungan yang berbeda akan mempunyai penilaian, kebutuhan, pendapat, sikap, dan selera yang berbeda-beda, sehingga pengambilan keputusan dalam tahap pembelian akan dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler (2008:25) terdiri dari:
1.      Faktor Kebudayaan. Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Faktor kebudayaan terdiri dari: budaya, subbudaya, kelas sosial,
Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.129). Penentu paling dasar dari keinginan dan perilku seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah lingkungan. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.201-202).
a. Subkultur
Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah (Kotler, Amstrong, 2006, p.130). Meskipun konsumen pada negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya seringkali berbeda secara dramatis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.202)
b. Kelas Sosial
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.132)
2.      Faktor Sosial. Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta status sosial.
a)      Grup Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership group. Membership group terdiri dari dua, meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang). (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204).
b)      Pengaruh Keluarga
Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.204).
c)      Peran dan Status
Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan, organisasi. Sebuah role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat (Kotler, Amstrong, 2006, p.135)
3.      Faktor Pribadi. Faktor pribadi yang memberikan kontribusi terhadap perilaku konsumen terdiri dari: usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
a.       Situasi Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137)
b. Gaya Hidup
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong, 2006)

c. Kepribadian dan Konsep Diri
Personality adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi, agresif (Kotler, Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.212).
d. Umur dan Siklus Hidup.
Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206)
e. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang datang ke tempat kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat (Kotler, Bowen,Makens, 2003, p. 207).
4.  Faktor Psikologis. Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.
a. Motivasi
Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari   kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.214)
b. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.215).
c. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004, p.207).
d. Beliefs and Attitude
Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu. Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman (Kotler, Amstrong, 2006, p.144). Sedangkan attitudes adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide (Kotler, Amstrong, 2006, p.145).


Ciri-ciri perilaku konsumen yang bersifat Rasional, diantaranya seperti:
·         Konsumen memilih barang yang berdasarkan dengan kebutuhannya.
·         Barang yang dipilih oleh konsumen memberikan manfaat atau kegunaan yang optimal bagi konsumen.
·         Konsumen memilih barang yang kualitasnya terjamin.
Konsumen memilih barang yang harganya sesuai kemampuan atau daya belinya.
Ciri-ciri perilaku konsumen yang bersifat Irrasional, diantaranya seperti:
·         Konsumen cepat tertarik dengan iklan ataupun promosi di media cetak maupun media elektronik.
·         Konsumen memiliki barang-barang bermerek yang sudah terkenal atau dikenal luas.
·         Konsumen memilih barang bukan berdasarkan kebutuhannya, melainkan karena gengsi atau prestise.
Pendekatan Perilaku Konsumen, diantaranya ada 2 (dua) macam, yaitu:
Perilaku kardinal yaitu merupakan kepuasan individu atau seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan. Setiap menambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin banyak atau semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi pula tingkat kepuasannya. Konsumen ini akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dia dimiliki. Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada konsumen yang bersangkutan. Konsumen ini dapat mencapai mencapai kepuasan yang maksimum jika dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang.
Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal,sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau kilogram,panjang dengan centimeter atau meter. Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util. Keputusan untuk mengkonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU).
Utilitas (utiliy) adalah derajat seberapa besa sebuah barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan seseorang. Atau dengan kata lain, utilitas adalah ukuran kepuasan yang di terima dari penggunaan atau konsumsi barang dan jasa.
Tambahan kegunaan dari penambahan suatu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU). Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan harga per unit
Perilaku ordinal yaitu, dalam pendekatan ini daya guna suatu produk atau jasa tidak  perlu diukur, cukup untuk diketahui saja dan konsumen mampu membuat urutan tinggi – rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok produk atau jasa.
a. Kurva Indiferensi ( Indiference Curve )
Menurut Teori Ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung tetapi hanya dapat dibandingkan, sebagaimana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang. Untuk menjelaskan pendapatnya,
Teori Ordinal menggunakan kurva indiferensi (indiferensi curve). Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberika tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Suatu kurva indiferensi atau sekumpulan kurva indiferensi (yang disebut peta indiferensi atau indifference map), dihadapi oleh hanya seorang konsumen. Asumsi-asumsi Kurva Indiferensi :
1) Semakin jauh kurva indiferensi dari titik origin, semakin tingi tingkat kepuasannya.
2) Kurva indiferensi menurun dari kiri ke kanan bawah ( downward sloping ), dan cembung ke titik origin ( convex to origin) atau adanya kelangkaan.
3) Kurva indiferensi tidak saling berpotongan agar asumsi transitivitas terpenuhi
b. Kurva Garis Anggaran ( Budget Line Curve )
Garis Anggaran (budget line) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar. Misalnya garis anggaran dinotasikan sebagai BL, sedangkan harga sebagai P ( Px untuk X dan Py untuk Y ) dan jumlah barang yang dikonsumsi adalah Q ( Qx untuk X dan Qy untuk Y ), maka:
BL = Px.Qx + Py.Qy
c. Perubahan Harga Barang dan Pendapatan
Perubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli, diukur dari besar luas bidang segi tiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas bidang segitiga makin luas,maka daya beli meningkat,begitu juga sebaliknya.
Strategi pemasaran
Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi. Disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Dalam artian khusus strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa peningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.
Pemasaran adalah sekelompok aktivitas yang saling berkaitan yang dirancang untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan mengembangkan distribusi, promosi, dan penetapan harga serta pelayanan untuk memuaskan kebutuhan konsumen pada tingkat keuntungan tertentu. Definisi di atas memiliki beberapa konsep penting yaitu kebutuhan, keinginan, dan permintaan, produk (barang, jasa, dan ide), nilai, biaya, dan kepuasan, pertukaran dan transaksi, hubungan relasi dan jaringan kerja, serta pemasar dan prospek.
Strategi Pemasaran (marketing Strategy) adalah serangkaian rangsangan di tempatkan pada lingkungan konsumen yang di rancang untuk mempengaruhi afeksi, kognisi dan perilaku konsumen. Stimulus ini melibatkan produk, merek, kemasan, iklan, kupon, took, kartu kredit, label harga, komunikasi para penjual, dan pada beberapa kasus, suara (music), wewangian (parfum) dan petunjuk sensoris lainnya.
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.” Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran menurut W. Y. Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu :
1.     Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
2.     Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
3.     Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.
Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1.     Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
2.     Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran : Dari sudut pandang penjual :
1.     Tempat yang strategis (place),
2.     Produk yang bermutu (product),
3.     Harga yang kompetitif (price), dan
4.     Promosi yang gencar (promotion).

Dari sudut pandang konsumen :
1.     Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants),
2.     Biaya konsumen (cost to the customer),
3.     Kenyamanan (convenience), dan
4.     Komunikasi (comunication).

Strategi pemasaran, khususnya yang dikembangkan dan diterapkan oleh perusahaan yang berhasil, memiliki kekuatan besar terhadap konsumen dan masyarakat luas. Strategi pemasaran bukan hanya disesuaikan dengan konsumen, tetapi juga mengubah apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh konsumen tentang diri mereka sendiri, tentang berbagai macam tawaran pasar, serta tentang situasi yang tepat untuk pembelian dan penggunaan produk. Ini tidak berarti pemasaran adalah kegiatan yang tidak tepat atau tidak etis. Akan tetapi, kekuatan pemasaran serta kemampuan riset pemasaran dan analisis konsumen untuk mendapatkan pandangan tentang perilaku konsumen tidak perlu dikurangi atau disalahgunakan.
Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan besar konsumen selalu berubah secara konstan. Sifat yang dinamis demikian menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada saat dan tempat lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi secara berkala untuk meraih knsumennya.
Strategi pemasaran meliputi 3 aktivitas penting yaitu menyusun perencanaan, melaksanakan dan pengendalian. Perencanaan strategi yang berorientasi pasar adalah proses menejerial untuk mengembangkan dan menjaga agar tujuan, keahlian dan sumber daya organisasi sesuai dengan peluang pasar yang terus berubah. Tujuan perencanaan strategis adalah untuk membentuk serta menyempurnakan usaha bisnis dan produk perusahaan sehingga memenuhi target laba dan pertumbuhan
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN
1.      Segmentasi Segmenting ),
yaitu tindakan membagi suatu pasar menjadi kelompok – kelompok pembeli yang berbeda – beda yang mungkin membutuhkan produk – produk dan atau kombinasi pemasaran yang terpisah.
Segmentasi di lakukan berdasarkan karakteristik demografi yakni pendapatan dan gaya hidup. Pengertian segmentasi pasar Segmentasi adalah upaya pembagian pasar, saluran, atau pelanggan ke dalam berbagai kelompok dengan kebutuhan yang berbeda. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut bisa dilakukan dengan lebih tepat melalui proporsi target. Pasar menjadi semakin tersegmentasi karena teknik produksi masal yang fleksibel memungkinkan memenuhi kebutuhan secara lebih ekonomis, dan kelompok konsumen yang menjadi target media terspesialisasi dengan lebih ketat. Segmentasi pasar juga bisa diartikan sebagai cara pengelompokkan sebuah pasar (pelanggan) ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Ini bukan sesuatu yang secara sewenangwenang dibebankan pada masyarakat. Segmentasi pasar diperoleh dari pengenalan bahwa pasar total sering terdiri dari subpasar (yang disebut “segmen”).
Segmentasi pasar mencakup 4 (empat) langkah yaitu:
  1. Mengenali produk terkait memenuhi suatu set kebutuhan pada pasar sasaran
  2. Mengelompokkan konsumen dengan set kebutuhan yang serupa
  3. Menguraikan setiap kelompok atau setiap segmen
  4. Memilih segmen yang menarik untuk di layani (sesuai dengan kemampuan yang di miliki perusahaan)
Beberapa aspek yang paling sering digunakan dalam upaya segmentasi pasar, antara lain:
  • Demografi. Demografi merupakan visualisasi yang terdiri atas kombinasi berbagai elemen, seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, etnisitas, status perkawinan, hingga pekerjaan.
  • Psikografi. , psikografi mengungkap alasan mengapa mereka membeli produk. Segmen ini akan memberikan informasi terkait pola perilaku pelanggan berdasarkan pilihan pembelian, sikap pelanggan, gaya hidup, hobi, dan sebagainya.
  • Gaya hidup. Ini adalah segmentasi yang mengacu pada hobi, kegiatan rekreasi, hiburan, liburan, dan penelusuran di luar masalah pekerjaan lainnya.
  • Keyakinan dan Nilai. Segmentasi pasar berdasarkan pada keyakinan dan nilai-nilai agama, politik, kewarganegaraan dan budaya.
  • Tahapan Hidup. Segmentasi ini sangat bergantung pada usia pelanggan. Dengan mengetahui kisaran usia pelanggan dan dapat menentukan produk apa yang kemungkinan besar mereka butuhkan. Misal produk gadget untuk pelanggan remaja dan penawaran terkait kesehatan untuk para lansia.
  • Geografi. Wilayah geografi tempat tinggal pelanggan juga sedikit banyak dapat memengaruhi perilaku pembelian mereka. Ini juga termasuk segmentasi.
  • Perilaku. Segmentasi ini mengacu pada sifat pembelian, loyalitas terhadap merek, tingkat penggunaan, keuntungan yang dicari, serta beberapa faktor lainnya.
  • Manfaat. Yang satu ini sangat tergantung pada tingkat penggunaan dan kepuasan yang didapat oleh konsumen
Setiap pembeli di pasar memiliki keinginan, sumber daya, lokasi, sikap dalam membeli yang berbeda – beda. Melalui segmentasi pasar, perusahaan membagi pasar menjadi segmen yang lebih kecil yang dapat diraih lebih efisien dan efektif dengan produk dan jasa yang cocok dengan kebutuhan unik pembeli.
    1. Segmenting Consumer Markets
Ada beberapa variabel utama dari segmentasi pasar konsumen, yaitu : - Geographic Segmentation Segmentasi geografis meliputi bangsa, wilayah, negara, kabupaten, kota, atau bahkan tetangga. Perusahaan dapat memutuskan untuk menjalankan di dalam satu atau beberapa area geografis, atau menjalankan disemua area tetapi memperhatikan kepada perbedaan geografis dalam kebutuhan dan keinginan. - Demographic Segmentation Segmentasi geografis membagi pasar kedalam segmen – segmen berdasarkan variabel seperti umur, siklus hidup, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, etnis, dan generasi. - Psychographic Segmentation Segmentasi psikografis membagi pembelinya kedalam, segmentasi berbeda kedalam kelas sosial, gaya hidup, atau karakteristik personal. - Behavioral Segmentation Segmen ini membagi pembeli berdasarkan pengetahuan mereka, tingkah laku, penggunaan dari barang, atau respon kepada barang.

    1. Segmenting Business Markets Konsumen dan pemasar bisnis menggunakan banyak variabel yang sama untuk menentukan pasar lokal. Pembeli dapat melakukan segmen berdasarkan pasar konsumen (consumer markets), para pemasar juga menggunakan beberapa variabel tambahan, seperti karakteristik operasi, pendekatan pembelian, faktor situasional, dan karakteristik personal.
    2. c. Segmenting International Markets Bentuk dari segmentasi konsumen yang mana mempunyai kebutuhan sama dan tingkah laku pembelian bahkan mereka berada dalam lokasi di berbeda negara.

Syarat Segmentasi  yang Efektif
Dalam melakukan segmentasi perusahaan perlu memperhatikan efektifitas segmentasi tersebut. Agar dapat berguna secara maksimal, maka setiap segmen pasar harus menunjukan lima karakteristik :
a.       Dapat diukur ( Measurabel ) Ukuran, daya beli, dan profil pasar harus dapat diukur dengan tingkat tertentu.
b.      Dapat dijangkau ( Accessible ) Segmen pasar dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
c.       Cukup besart  ( Substantial ) Segmentasi pasar cukup besar atau cukup memberi laba yang dapat diloyani. Suatu segmen merupakan kelompok homogenyang cukup bernilai untuk dilayani oleh progam pemasaran yang sesuai.
d.      Dapat dibedakan ( Differentiabel ) Differentiabel berarti segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas.
e.       Dapat dilaksanakan ( Actionable ) Actionable berarti segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

2.      Targeting
Penentuan pasar sasaran ( Targeting ), Yaitu suatu tindakan mengevaluasi keaktifan daya tarik setiap segmen pasar dan memilih salah satu atau lebih dari segmen pasar tersebut untuk dimasuki.
Target pasar adalah sekumpulan pembeli yang berbagi kebutuhan yang sama atau karakteristik dimana perusahaan putuskan layani. Target pasar mengevaluasi setiap ketertarikan segmen dalam pasar dan memilih satu atau lebih segmen untuk dimasuki.
Menurut Solomon dan Elnora (2003, p232), target adalah kelompok yang dipilih oleh perusahaan untuk dijadikan sebagai pelanggan sebagai hasil dari segmentasi dan penargetan. Perusahaan dapat memilih dari empat strategi peliputan pasar:
Ada beberapa jenis strategi target pasar, yaitu :
- Undifferentiated marketing ( atau mass marketing ) Dengan menggunakan strategi ini, perusahaan memutuskan untuk mengabaikan perbedaan segmen pasar dan memenuhi keseluruhan pasar dengan satu tawaran. Maksudnya, strategi lebih difokuskan kepada kebutuhan konsumen pada umumnya daripada yang lain.
Undifferentiated targeting strategy, strategi ini menganggap suatu pasar sebagai satu pasar besar dengan kebutuhan yang serupa, sehingga hanya ada satu bauran pemasaran yang digunakan untuk melayani semua pasar. Perusahaan mengandalkan produksi, distribusi, dan periklanan massa guna menciptakan citra superior di mata sebagian besar konsumen
- Differentiated marketing Strategi ini digunakan perusahaan untuk menargetkan beberapa segmen pasar dan mendesain tawaran yang terpisah kepada setiap segmen pasar. Dengan menawarkan berbagai variasi produk dan pemasaran ke dalam segmen, perusahaan berharap untuk penjualan yang lebih tinggi dan posisi yang lebih kuat dalam setiap segmen pasar.
Differentiated targeting strategy, perusahaan menghasilkan beberapa produk yang memiliki karakteritik yang berbeda. Konsumen membutuhkan variasi dan perubahan sehingga perusahaan berusaha untuk menawarkan berbagai macam produk yang bisa memenuhi variasi kebutuhan tersebut.
- Concentrated ( niche ) marketing Adalah strategi yang hanya fokus memasarkan produknya pada satu atau beberapa kelompok pembeli saja, sehingga pemasaran produk hanya ditujukan kepada kelompok pembeli yang paling berpotensi. Dengan fokus pada kelompok tertentu, perusahaan berusaha memberikan produk yang terbaik bagi target pasar mereka. Selain itu, perusahaan lebih hemat biaya baik produksi, distribusi, maupun promosi, sebab semuanya hanya fokus pada satu atau dua kelompok saja. Concentrated targeting strategy, perusahaan lebih memfokuskan menawarkan beberapa produk pada satu segmen yang dianggap paling potensial.
- Micromarketing Dalam strategi ini perusahaan menghasilkan produk untuk menyesuaikan spesifik individu (individual marketing) dan lokasi tertentu (local marketing)
- Custom targeting strategy, lebih mengarah kepada pendekatan terhadap konsumen secara individual
3.      Positioning
Penempatan produk (Positioning), yaitu tindakan untuk menempatkan posisi bersaing produk dan bauran pemasaran yang tepat pada setiap pasar sasar.
Untuk pengertian positioning menurut menurut Solomon, dan Elnora (2003, p235), adalah mengembangkan strategi pemasaran yang bertujuan untuk mempengaruhi bagaimana sebuah segmen pasar tertentu memandang sebuah barang atau jasa dibandingkan dengan kompetisi. Penentuan posisi pasar menunjukkan bagaimana suatu produk dapat dibedakan dari para pesaingnya.
Positioning juga di maksud  dimana perusahaan menyusun penawaran pasar untuk menempatkan posisi bersaing dengan competitor yang dapat tertanam di benak konsumen.
Langkah diferensiasi dan positioning terdiri dari tiga tahap:
- Mengidentifikasi sekumpulan keunggulan kompetitif yang berbeda di mana untuk membangun posisi.
- Memilih keunggulan kompetitif yang tepat.
- Dan memilih strategi positioning secara keseluruhan. Menurut Hooley, Piercy, dan Nicoulaud (2008), bauran pemasaran dari produk, harga, promosi, dan distribusi adalah istilah di mana perusahaan mewujudkan strateginya dari sebuah pernyataan tujuan untuk berusaha di pasar. Dipandu oleh strategi pemasaran, perusahaan mendesain sebuah bauran pemasaran terintegrasi terdiri dari faktor-faktor di bawah kendalinya – produk, harga, tempat, dan promosi (4Ps). (Kotler and Amstrong, 2016, p.74).
Ada beberapa positioning yang dapat dilakukan:
·         Positioning berdasarkan perbedaan produk. Pendekatan ini dapat dilakukan jika produk suatu perusahaan mempunyai kekuatan yang lebih dibandingkan dengan pesaing dan konsumen harus merasakan benar adanya perbedaan dan manfaatnya.
·         Positioning berdasarkan atribut produk atau keuntungan dari produk tersebut. Pendekatan ini berusaha mengidentifikasikan atribut apa yang dimiliki suatu produk dan manfaat yang dirasakan oleh kosumen atas produk tersebut.
·         Positioning berdasarkan pengguna produk. Pendekatan ini hampir sama dengan targeting dimana lebih menekankan pada siapa pengguna produk.
·         Positioning berdasarkan pemakaian produk. Pendekatan ini digunakan dengan membedakan pada saat apa produk tersebut dikonsumsi.
·         Positioning berdasarkan pesaing. Pendekatan ini digunakan dengan membandingkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh pesaing sehingga konsumen dapat memilih produk mana yang lebih baik.
·         Positioning berdasarkan kategori produk. Pendekatan ini digunakan untuk bersaing secara langsung dalam kategori produk, terutama ditujukan untuk pemecahan masalah yang sering dihadapi oleh pelanggan.
·         Positioning berdasarkan asosiasi. Pendekatan ini mengasosiasikan produk yang dihasilkan dengan asosiasi yang dimiliki oleh produk lain. Harapannya adalah sebagian asosiasi tersebut dapat memberikan kesan positif terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
·         Positioning berdasarkan masalah. Pendekatan ini digunakan untuk menunjukkan kepada konsumen bahwa produk yang ditawarkan memiliki positioning untuk dapat memecahkan masalah.

DAFTAR PUSTAKA

Doyle P.2000. Value-Based Marketing: Marketing Strategies For Corporate Growth and Shareholder Value. England. John Wiley & Sons Ltd.
Kotler P1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, perencanaan, Implementasi, dan Kontrol. Edisi Revisi. Jakarta. PT.Prenhalindo
Kotler P. 2000. Marketing Management. Millenium Edition.International Edition. New Jersey: Prentice-Hall.
Kotler P. 2003. Marketing Management. 11 Ed. International Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Peter JP., Olson, JC 2013. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran . Edisi 9.Mc Graw-Hill. Jakarta. Salemba Empat.
Schiffman LG & Kanuk, LL.,2000. Consumer Behavior. 7th Edition. New Jersey: Prentice-Hall.
Sumarwan U. 2003. Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Jakarta: Ghalia Indonesia
Suprapto J., Nandan Limakrisna., Perilaku Konsumen dan Strategi pemasaran: Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis. Jakarta. 2007.,Edisi Revisi.  Mitra Wacana Media


Comments

Popular posts from this blog

MARKET SHARE ( PANGSA PASAR)

SURVEY DATA PENJUALAN HANDPHONE DI INDONESIA

WISATA PULAU LEMABAT PART.2

CITRA MERK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

WISATA DANAU KELIMUTU PULAU FLORES

KULIAH SAMBIL KERJA

KONSEP PEMASARAN

PENGARUH MEREK DAN COUNTRY OF ORIGIN TERHADAP SIKAP KONSUMEN DALAM MEMILIH HANDPHONE